Rabu, 25 Mei 2011
Senin, 25 April 2011
Rabu, 30 Maret 2011
Intermesso
PUDARNYA PESONA CLEOPATRA
Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalan
kandungan
aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.” Ibunya
Raihana
adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo
dulu”
kata ibu.
untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon
keikhlasanmu”,
ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku
menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi
mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan
diriku.
Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun
sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu
saja
dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan
impian
tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa
berhadapan
dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas
kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan
anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama
sekali. Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “cantiknya alami,
bisa
jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia. Tapi penilaianku
lain,
mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan
Cleopatra,
yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung
indah,
mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah. Di hari-hari
menjelang
pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon
istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia. Aku ingin memberontak pada
ibuku,
tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk
dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah
dengan emapt group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa
menusuk-nusuk
hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa
teriris-iris
dan
jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari
Allah
SWT
atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya!
Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya
sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya.
Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan
kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir
kota
Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah.
Betapa
susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat
bersama
dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit
cintaku
belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang
teduh
tetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama
Raihana
mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang
jauh-jauh
rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya
kusayang
dan
kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh
tak
acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang
kerja.
Aku merasa hidupku adalah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia,
pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia.
Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama,
karena
ia
orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab ” tidak
apa-apa
koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah
tangga” Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil
‘mbak’, ” kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah
tidak
mencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. “wallahu a’lam”
jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak
lama
kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidak
mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad
nikah?
Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan,
kenapa
mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus
bersikap
bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk
menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia
ini”.
Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka
karena
Raihana tetapi karena kepatunganku. Hari terus berjalan, tetapi
komunikasi
kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana
tetap
melayaniku menyiapkan segalanya untukku. Suatu sore aku pulang mengajar
dan
kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum
kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi,
Memang
aku
berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku
dengan
khawatir. “Mas tidak apa-apa” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas
mandi
dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi
mendidih”
lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. “Mas airnya sudah
siap”
kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar
mandi,
aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu
membawa
handuk. “Mas aku buatkan wedang jahe” Aku diam saja. Aku merasa mulas
dan
mual dalam perutku tak bisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar
mandi
dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti
yang
dilakukan ibu. ” Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati
pakai
apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” tanya Raihana sambil
menuntunku
ke kamar. “Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus
kulakukan untuk membantu Mas”. ” Biasanya dikerokin” jawabku lirih. “
Kalau
begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana sambil
tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya.
Raihana dengan sabar mengerokin punggungku dengan sentuhan tangannya
yang
halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur
kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat
Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al
Quran
dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi
tak
semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra. Dalam tidur aku bermimpi
bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di
istananya.”
Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan
denganmu”
kata Ratu Cleopatra. ” Dia memintaku untuk mencarikannya seorang
pangeran,
aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu”. Aku
mempersiapkan segalanya. Tepat puku 07.00 aku datang ke istana, kulihat
Mona
Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu
mempersilakan
aku
duduk di kursi yang berhias berlian. Aku melangkah maju, belum sempat
duduk,
tiba-tiba ” Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat
Isya”
kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. “
Maafkan
aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya” lirih
Hana
sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam.
Meskipun
cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi
semakin
tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi
apakah
dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat
Isya.
Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari
mana
sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar
terpenjara
dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri
belum
pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis
titisan
Cleopatra.
” Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan
datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng,
tidak
enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang” Suara
lembut
Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia
letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang
jahe.
Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. ” MaâEUR¦.maaf
jika
mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak
meninggalkan aku di ruang kerja. ” Mbak! Eh maaf, maksudku
D..DinâEUR¦Dinda
Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan. ” Ya
Mas!”
sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan
menghadapkan
dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia
dipanggil
“dinda”. ” Matanya sedikit berbinar. “TeâEUR¦terima kasihâEUR¦DiâEUR¦dinda,
kita
berangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku
sambil
menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan. Raihana menatapku
dengan
wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. ” Terima
kasih
Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda
siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”. Hana begitu
bahagia.
Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan
bakti
meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum
pernah
melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah
sedihnya
ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku
ini,
kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap
dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan
membasahi
hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana
aku
mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku
sendiri
di
dunia ini.
Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana
membawa
sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami
dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga.
“
Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling
ideal
dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan
ubundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya
berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut
pasangan ideal. Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan
Raihana
lulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal?
Ideal
bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa
cinta
yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi
memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik
meneteskan rasa bahagia. Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta
seperti
yang dimiliki Raihana. Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar
hangat.
Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga
kewibawaanku
di
mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan,
kecuali
menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia
mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing
dengan
sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir
tentang
keturunan. ” Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada
tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu” kata ibuku.
“
Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami.
Bukankah
begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan
mengangguk sekenanya.
Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana.
Aku
berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku
hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku
sendiri
aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa.
Kepura-puraanku
memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin
manis.
Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak
kunjung
tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu
aku
semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan
lagi.
Setiap saat nuraniku bertanya” Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam
dan
mendesah sedih. ” Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta” gumamku.
Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan
ke
enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alas
an
kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya.
Karena
rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh
curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan,
Raihana berpesan, ” Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita,
tolong
nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, no
pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”.
Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari
Aku
tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa
sebabnya
bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan
segalanya.
Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di
Mesir.
Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat
aku
pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku
benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan
perut
mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah
menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk
angin
dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi
tubuhku
dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku
terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam
hati,
aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa,
andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak
terlambat sholat subuh.
Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus.
Apalagi
aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu
dosen
mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa
arab
dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mEsir.
Dalam
pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa
arab
dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu
pengalaman
hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani. “Apakah kamu sudah
menikah?” kata Pak Qalyubi. “Alhamdulillah, sudah” jawabku. ” Dengan
orang
mana?. ” Orang Jawa”. ” Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya
pulang
dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan
perempuan
shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari
pesantren?”. “Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”. “
Kau
sangat beruntung, tidak sepertiku”. ” Kenapa dengan Bapak?” ” Aku
melakukan
langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir
itu,
tentu batinku tidak merana seperti sekarang”. ” Bagaimana itu bisa
terjadi?”. ” Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dank
arena
terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanya
begini,
Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke
Mesir
dengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil,
orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya
lulus
dengan predkat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari
Indonesia. Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan
rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak
gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan
pertama
saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantuk itu. Saya
bersumpah tidak akan menikaha dengan siapapun kecuali dia. Ternyata
perasaan
saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh
Fadhil.
Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu
atau
sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua. Ketika
saya
menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini,
sama-sama
menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar
yang
hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada
dengan
YAsmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetpai saya tetap teguh untuk
menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi YAsmin.
Yasmin
menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang
mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali
ke
MEdan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di
Indonesia.
KAmi langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan. Tahun-tahun
pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke
Mesir
menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan
YAsmin.
Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga
lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta YAsmin untuk
berhemat.
Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali YAsmin tidak bisa. Aku
mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi.
Sawah
terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul
penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang
hidup
dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa
berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa
yang
mereka dapatkan. Jika saya pengin rending, saya harus ke warung. YAsmin
tidak mau tahu dengan masakan Indonesia. Kau tahu sendiri, gadis Mesir
biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan,
maka
rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang
lalu.
——————————————–
Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru,
rindu
dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali.
Dunia tiba-tiba gelap semua
PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP BIDANG AKUNTANSI MANAJEMEN
1. TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERKEMBANGANNYA
Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya terbatas pada pemrosesan
2. PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP BIDANG AKUNTANSI MANAJEMEN

komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya. Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan.
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang memproses input sehingga menghasilkan output untuk mencapai tujuan khusus manajemen. Proses adalah inti dari sistem informasi akuntansi manajemen. Proses dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan, (collecting), pengukuran measuring), penyimpanan (storing), analisis (analysis), pelaporan (reporting), dan pengelolaan (managing) informasi. Output yang dihasilkan dapat berupa laporan.
khusus, biaya produksi, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, bahkan
komunikasi personal. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen
diilustrasikan pada Gambar 1.Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan utama, yaitu:
(1)untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya jasa,
produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen
(2) untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan yang berkesinambungan.
(3) untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan .
Ketiga tujuan ini mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainnya membutuhkan informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana cara menggunakannya.
`Karena lingkungan berubah, maka akuntansi manajemen tradisional tidak digunakan lagi. Faktor-faktor kunci perubahan ini adalah (1) orientasi kepada pelanggan, (2) perspektif lintas fungsional, (3) persaingan global), (4) manajemen mutu total (TQM),
(5) waktu sebagai unsur kompetitif, (6) kemajuan dalam teknologi informasi,
7) kemajuan lingkungan manufaktur, (8) pertumbuhan dan deregulasi dalam industri
jasa, dan (9) manajemen berdasarkan aktivitas (ABM).
Ada dua kemajuan yang signifikan berhubungan dengan teknologi informasi. Yang pertama erat kaitannya dengan manufaktur yang terintegrasi dengan komputer (Computer-Integrated Manufacturing = CIM). Dengan proses produksi terotomatisasi, komputer digunakan untuk memonitor dan mengendalikan berbagai operasi. Dengan penggunaan komputer, sejumlah besar informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera. Apa yang sedang terjadi di bagian produksi dapat diketahui dengan segera pula. Sekarang sudah dimungkinkan untuk memantau produk secara terus menerus ketika mereka bergerak menuju pabrik dan mencatat berbagai hal tentang biaya unit yang diproduksi, bahan yang digunakan, sisa, dan biaya produksi. Hasilnya adalah suatu sistem informasi yang secara terpadu mengintegrasikan data proses produksi dengan pemasaran dan akuntansi. Otomatisasi tersebut dapat meningkatkan kuantitas dan kecepatan informasi. Karena manajer memanfaatkan nilai sistem informasi yang lebih kompleks, maka mereka harus memiliki akses data dari sistem dan mampu memilah serta menganalisisnya secara cepat dan efisien. Di lain pihak, ini mengimplikasikan bahwa alat-alat untuk analisis harus andal. Kemajuan kedua adalah ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan, seperti ketersediaan komputer personal (PC), software, dan paket-paket grafis yang memudahkan pengguna (user friendly). Komputer personal berfungsi sebagai penghubung komunikasi ke sistem informasi perusahaan, sedangkan software dan paket grafis memberikan manajer kemampuan analitis untuk menggunakan informasi tersebut. Alat bantu PC dan software tersedia bagi manajer dari semua jenis organisasi. PC dan software yang mudah pengoperasiannya memungkinkan manajer melakukan lebih banyak analisis dan mengurangi ketergantungannya pada departemen sistem informasi yang tersentralisasi. Jika sebuah PC juga bertindak sebagai suatu terminal dan dihubungkan ke database organisasi, maka manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan menyiapkan lebih banyak laporannya.Akuntan manajemen sekarang lebih fleksibel merespon kebutuhan manajerial untuk aktivitas kalkulasi biaya produksi yang lebih kompleks. Selain itu, kemampuan perhitungan yang cepat dewasa ini telah memungkinkan penyusunan laporan pada saat dibutuhkan. Banyak perusahaan menemukan bahwa peningkatan daya respon dari sistem informasi akuntansi manajemen kontemporer memungkinkan mereka merealisasikan penghematan biaya secara berarti melalui penghapusan sejumlah besar laporan bulanan internal.
Munculnya Computer–Integrated Manufacturing (CIM) juga merupakan salah satu bentuk penerapan teknologi informasi. CIM mengaplikasikan beberapa kemampuan. Yang pertama, produk dirancang melalui pemanfaatan sistem rancangan komputer (Computer-Assisted Design (CAD)). Yang kedua, rancangan diuji dengan menggunakan sistem rekayasa komputer (Computer-Assisted Engineering (CAE)). Yang ketiga, produk dibuat dengan menggunakan sistem (Computer-Assisted Manufacture (CAM)). CAM menggunakan mesin dan robot yang dikendalikan oleh komputer. Yang keempat, sistem informasi yang menghubungkan berbagai macam komponen terotomatisasi.
Salah satu ciri CAM adalah sistem manufaktur yang fleksibel, yaitu sistem yang mampu membuat produk yang dimulai dan diakhiri dengan menggunakan robot serta alat-alat otomatis yang dikendalikan oleh komputer mainframe. Kemampuan menghasilkan berbagai produk yang sama ini merupakan suatu keunggulan. Tantangan bagi akuntan manajemen lainnya adalah berupa tekanan luar yang berasal dari partner dagang (internal pressure). Banyak perusahaan dan organisasi yang menyadari bahwa mereka tidak dapat melanjutkan aktivitas usahanya bila tidak bergabung dengan Information Technology Network. Perusahaan yang ketinggalan dalam menerapkan teknologi informasi akan sulit berkomunikasi dengan yang lain disamping tidak dapat bersaing.
Sedangkan perusahaan yang telah mengimplementasikan teknologi informasi merasa enggan untuk berhubungan dengan perusahaan yang belum mengimplementasikan teknologi informasi. Akuntan manajemen juga harus mempertimbangkan pesatnya perkembangan teknologi informasi. Mereka harus mampu menyesuaikan tingkat perkembangan perusahaan dengan tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang ada.
Implementasi teknologi informasi harus mempertimbangkan bukan hanya biaya investasi saja, melainkan juga biaya perawatan dan biaya operasi, termasuk biaya tenaga ahli dan pemakaian jaringan pada pihak ketiga. Akhirnya, dalam mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi informasi harus juga disesuaikan dengan kultur atau budaya manusia secara umum. Jangan sampai dalam mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi informasi tersebut hanya melihat dari sisi teknologinya saja tanpa mempertimbangkan konteks sosial dan kultur di negara asal yang kondisinya jauh berbeda. Dari gambaran diatas, terdapat suatu fenomena yang menarik, yaitu sistem informasi dan teknologi yang canggih akan memberikan peluang untuk membuat organisasi lebih hidup.
3. BERBAGAI MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN CARA MENGATASINYA
Perkembangan teknologi informasi disatu sisi menguntungkan akuntansi manajemen. Tetapi disisi lain dapat menimbulkan beberapa masalah. Bahkan teknologi informasi merupakan salah satu penyebab adanya tekanan bisnis pada organisasi. Permasalahan yang timbul akibat perkembangan teknologi informasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk menerapkan teknologi informasi dalam perusahaan memerlukan biaya
yang besar.
b. Pengembangan teknologi informasi tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan
kemampuan teknis di bidang akuntansi saja, tetapi pengetahuan tentang teknologi informasi juga harus dikembangkan. Hal ini berkaitan dengan masalah information literacy yang perlu ditingkatkan agar pemanfaatan teknologi informasi dapat dioptimalkan. Pengetahuan mengenai teknologi informasi bukan sekedar pengetahuan secara teknis, akan tetapi lebih pada kekuatannya secara strategis.
c. Teknologi informasi yang diterapkan tersebut harus acceptable, artinya dapat diterima oleh semua orang yang akan menggunakannya. Jika perkembangan teknologi tidak acceptable, maka dapat menimbulkan perilaku yang tidak diharapkan seperti resistance to change (penolakan terhadap perubahan). Resistance to change muncul karena tidak semua orang mudah menerima perubahan dan menganggap bahwa adanya perubahan berarti hambatan, bahkan dapat merupakan ancaman. Resistance to change dan kebalikan dari itu ialah bersikap dinamis.
d. Perkembangan teknologi informasi menuntut semakin banyaknya keahlian yang dimiliki oleh karyawan atau pekerja dalam organisasi. Oleh karena itu pendidikan tambahan dan pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dari karyawan atau pekerja.
e. Perkembangan teknologi informasi juga memungkinkan hilangnya kesempatan kerja khususnya bagi karyawan tingkat bawah, karena teknologi informasi tersebut dapat menjalankan tugas mereka. Teknologi informasi hanya menciptakan kesempatan kerja baru bagi tenaga ahli atau individu yang benarbenar memenuhi kualifikasi.
f. Dipihak lain ada yang beranggapan bahwa perkembangan teknologi informasi dapat menimbulkan pemborosan, karena diperlukan biaya yang besar untuk pengadaan peralatan-peralatan yang canggih yang diperlukan serta pengadaan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian yangdimiliki.
g. Ada juga pihak yang tidak senang dengan kehadiran komputer yang dianggap
menjadikan mereka malas bekerja dan membosankan. Keadaan ini disebut
dengan functional fixaction (tidak bersedia menerima sesuatu yang baru
walaupun sesuatu yang baru itu lebih bermanfaat).
h. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi maka memungkinkan
munculnya kejahatan-kejahatan teknologi informasi. Untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat perkembangan teknologi informasi, maka diusahakan beberapa tindakan. Masalah resistance to change harus dihilangkan karena hal ini dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas, meningkatkan angka absensi, dan mengurangi motivasi atau pemogokan kerja (Gordon, 1993). Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan, Gordon menyarankan agar anggota organisasi atau pekerja dilibatkan dalam pelaksanaan tugas tertentu dan menciptakan lingkungan yang mendukung kualitas anggota organisasi. Selain itu perlu memberikan kesadaran pada karyawan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang dan menunjukkan kelemahan sistem lama.
Selanjutnya Gordon mengajukan beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengurangi resistance to change terhadap perubahan implementasi teknologi informasi, antara lain communication, educational program, evolusional change, employee involment, new policies and procedures, staff change, temporary structure dan steering committee. Untuk dapat memiliki keahlian dan kemampuan tentang teknologi informasi, maka anggota organisasi perlu mendapatkan tambahan pendidikan dan pelatihan serta pemberian ketrampilan-ketrampilan yang relevan. Selain itu, sebelum pihak manajemen organisasi mengimplementasikan teknologi informasi yang baru, mereka harus mempertimbangkan besarnya biaya yang diperlukan dan manfaat yang akan diperoleh (cost – benefit analysis).
Teknologi informasi akan diterapkan apabila manfaat yang diperoleh dengan menggunakan teknologi informasi lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk mengimplementasikan teknologi informasi. Hal ini disebut juga sebagai valueof information technology. Oleh karena itu, akuntan manajemen perlu mempertimbangkannya dengan baik sebelum mengambil keputusan. Keamanan harus senantiasa ditingkatkan, untuk menghindari penyalahgunaan teknologi informasi. Misalnya dengan menyimpan komputer pada tempat yang aman, hanya boleh digunakan oleh orang-orang tertentu yang berkepentingan, penggunaan password, dan pembuatan access control matrix.
Sumber:
http://untoro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14246/AK02020004%5B1%5D.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)